ILMU ALLAH
Allah swt. telah menciptakan langit dan bumi dengan segala isi dan
peristiwa yang terkandung di dalamnya merupakan fenomena yang sangat
mengesankan dan menakjubkan akal serta hati sanubari manusia.
Itulah alam semesta atau al-kaun (universum). Simaklah firman Allah swt. berikut ini:
“Dia lah Allah yang menciptakan, yang mengadakan, yang membentuk rupa,
yang mempunyai nama-nama yang paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang
ada di langit dan di bumi. Dan Dia lah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (QS. Al-Hasyr: 24).
Hendaknya manusia senantiasa
mentaddaburi ayat-ayat-Nya, baik yang qauliyah maupun kauniyah. Karena
di sana terdapat lautan ilmu-Nya, serta dorongan untuk mengkaji maupun
mengimplementasikannya.
“Hai jama’ah jin dan manusia jika kamu
sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah,
kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.” (QS. Ar-Rahman:
33).
Dengan ayat ini manusia akan mengerti jika ingin
menembus langit diperlukan energi yang besar. Maka dengan segala
bahan-bahan yang ada di alam ini manusia harus mampu mengkonversi energi
tersebut.
Masih banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan dan cabang-cabangnya. Allah swt. telah
menciptakan alam beserta isi dan sistemnya dan juga telah mengajarkannya
kepada manusia. Dengan mencermati Al-Qur’an, akan melahirkan
kajian-kajian yang lebih detail tentang keberadaan ciptaan-Nya.
Timbulnya ilmu pengetahuan disebabkan kebutuhan-kebutuhan manusia yang
berkemauan hidup bahagia. Dalam mencapai dan memenuhi kebutuhan hidupnya
itu, manusia menggunakan akal pikirannya. Mereka menengadah ke langit,
memandang alam sekitarnya dan melihat dirinya sendiri. Dalam hal ini
memang telah menjadi qudrat dan iradat Nya, bahwa manusia dapat
memikirkan sesuatu kebutuhan hidupnya. Telah tercantum dalam Al-Qur’an
perintah Allah swt.:
“Katakanlah, perhatikanlah apa yang ada
di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan
Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak
beriman.” (QS. Yunus: 101).
Hasil dari pemikiran manusia itu
melahirkan ilmu pengetahuan dengan berbagai cabangnya. Maka ilmu
pengetahuan bukanlah musuh atau lawan dari iman, melainkan sebagai
wasailul hayah (sarana kehidupan) dan juga nantinya yang akan membimbing
ke arah iman.
Sebagaimana kita ketahui, banyak ahli ilmu
pengetahuan yang berpikir dalam, telah dipimpin oleh pengetahuannya
kepada suatu pandangan, bahwa di balik alam yang nyata ini ada kekuatan
yang lebih tinggi, yang mengatur dan menyusunnya, memelihara segala
sesuatu dengan ukuran dan perhitungan.
Herbert Spencer dalam
tulisannya tentang pendidikan, menerangkan sebagai berikut: “Pengetahuan
itu berlawanan dengan khurafat, tetapi tidak berlawanan dengan agama.
Dalam kebanyakan ilmu alam kedapatan paham tidak bertuhan (atheisme),
tetapi pengetahuan yang sehat dan mendalami kenyataan, bebas dari paham
yang demikian itu. Ilmu alam tidak bertentangan dengan agama.
Mempelajari ilmu itu merupakan ibadat secara diam, dan pengakuan yang
membisu tentang keindahan sesuatu yang kita selidiki dan kita pelajari,
dan selanjutnya pengakuan tentang kekuasaan Penciptanya.
Mempelajari ilmu alam itu tasbih (memuji Tuhan) tapi bukan berupa
ucapan, melainkan tasbih berupa amal dan menolong bekerja. Pengetahuan
ini bukan mengatakan mustahil akan memperoleh sebab yang pertama, yaitu
Allah.”
“Seorang ahli pengetahuan yang melihat setitik air,
lalu dia mengetahuinya bahwa air itu tersusun dari oksigen dan hidrogen,
dengan perbandingan tertentu, dan kalau sekiranya perbandingan itu
berubah, niscaya air itu akan berubah pula menjadi sesuatu yang bukan
air. Maka dengan itu ia akan meyakini kebesaran Pencipta, kekuasaan dan
kebijaksanaan-Nya. Sebaliknya orang yang bukan ahli dalam ilmu alam,
akan melihatnya tidak lebih dari setitik air.”
Manusia sejak
zaman dahulu telah mengerahkan daya akal untuk menyelidiki rahasia serta
mencari hubungannya dengan kebutuhan dan tujuan hidupnya di atas bumi
ini. Maka lahirlah para ahli ilmu alam seperti astronom, meteorolog,
geolog, fisikawan, dan sebagainya, beserta para ahli filsafatnya di
bidang tersebut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar